Mengingat kembali kenangan pernikahan kami yang sederhana namun penuh makna.
Desember tahun lalu menjadi bulan
yang begitu berkesan bagi kami berdua. Butuh keberanian dan nyali yang tinggi
saat akhirnya kami sepakat menikah di tahun kemarin. Kondisi kami berdua yang
bekerja di luar kota dan jarak antar keluarga yang lumayan jauh menjadi
tantangan tersendiri bagi kami.
Sebuah mimpi sederhana saya ketika
menikah adalah mempunyai gaun pengantin sendiri sehingga mempunyai
kenang-kenangan tersendiri tentunya. Selain itu, Alhamdulillah saya masih
diberi kesempatan untuk menikah didampingi dengan ibu saya, walaupun sebulan
setelah pernikahan akhirnya beliau berpamit.
Berbekal doa dan ikhtiar kami,
pernikahan yang sederhana namun penuh makna bisa kami selenggarakan. Tepat setahun
lalu, kami berdua menjadi sepasang suami istri. Target saya menikah di usia 25
tahun juga tanpa diduga bisa terlaksana. Alhamdulillah, berkat doa dan bantuan
orang-orang baik di sekitar, kami bisa menyiapkan sepasang baju pengantin yang
kami coba buat sendiri di penjahit baik itu dress dan jasnya, membeli baju
kebaya untuk ibu kami berdua, souvenir yang kami beli di Solo, prewedding
sederhana berbekal kamera dari saudara, dan video undangan pernikahan yang saya
buat sendiri. Hampir semua persiapan pernikahan berasal dari inisiatif kami
berdua. Terima kasih banyak untuk seluruh keluarga yang sudah membantu
menyempurnakan dua mimpi anak muda.
Pernikahan adalah ibadah terpanjang
seumur hidup. Alhamdulillah manis pahitnya rumah tangga telah kami rasakan. Mungkin
kami masih pemula, dan mungkin ini juga belum seberapa. Alhamdulillah, masih
diberi kekuatan untuk terus menguatkan genggaman setiap harinya. Semoga sampai
nanti seterusnya, sehidup sesurga. Aamiin yaa rabbal alamiin.
Komentar
Posting Komentar